Kamis, 31 Desember 2009

TUGAS METODE RISET 6

PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA TERMASUK KEMUNGKINAN KEBANGKRUTANNYA DENGAN
RASIO-RASIO KEUANGAN

Peni sawitri
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma


Latar Belakang dan Masalah

Menilai suatu perusahaan asuransi berkinerja sangat bagus dan tidak bagusnya sebenarnya dapat dilakukan dengan banyak cara. Hanya, masalahnya di Indonesia melihat potret asuransi sama gelapnya dengan melihat hari esok, padahal asuransi jiwa berjangka panjang itu sulit diprediksi. Hal inilah yang menaik minat penulis untuk meneliti lebih jauh kemungkinan sukses atau gagalnya suatu industri asuransi jiwa dengan berlandaskan beberapa kriteria rasio-rasio keuangan usaha asuransi jiwa seperti liabilities to liquid assets, profitability rasio, technical reserve rasio, surplus underwriting rasio, net written premium rasio, expense rasio, invesment yield, fixed assets to net worth rasio dan masih banyak lagi rasio lainnya yang lebih spesifik untuk mengetahui kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan seperti underwriting result rasio, account receivable turnover, overhead expenses rasio dan lain-lain.

Meskipun Direktorat Asuransi, Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan selalu mengadakan pengawasan dan penilaian yang menggunakan ukuran rasio-rasio diatas terhadap laporan keuangannya setiap tahun yang kadang-kadang dipublikasikan di media cetak, namun masih terdapat beberapa perusahaan asuransi yang kinerjanya buruk sehingga harus dilikuidasi. Dan yang masih menjadi persoalan adalah apakah laporan keuangan publikasi berupa neraca dan rugi laba tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan perusahaan asuransi jiwa termasuk kemungkinan kebangkrutannya. Penelitian ini dilakukan untuk mencoba menjawab persoalan tersebut, menggunakan rasio-rasio keungan serta indikator lainnya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan perusahaan asuransi jiwa termasuk kemungkinan kebangkrutannya dengan rasio-rasio keuangan.

Hasil Penelitian

Rata-rata ke 10 rasio keuangan antara perusahaan sehat dengan tidak sehat berbeda. Rasio pendapatan investasi neto terhadap rata-rata kas dan investasi relatif lebih penting dibandingkan variabel rasio lainnya dalam membentuk fungsi diskriminan. Semua kriteria rasio yang dipilih oleh Biro Riset InfoBank masih belum dapat dijadikan estimator atau penentu ukuran kesehatan karena hanya 44,9 % saja ketepatannya, jadi masih banyak variabel lain yang sebenarnya menjadi ukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa.

Metode Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel

Mengambil data sekunder berupa hasil peringkat Asuransi Jiwa Biro Riset InfoBank per Desember 2000 terhadap 60 perusahaan, 7 diantaranya tidak diikutsertakan, karena tidak ada data. Penelitian ini mengambil jumlah sampel seimbang antara perusahaan sehat dan yang tidak sehat berdasarkan peringkat predikat, yaitu bagus hingga sangat bagus dikelompokkan pada perusahaan sehat sebanyak 22 perusahaan dan yang berpredikat cukup bagus hingga tidak bagus dikelompokkan pada perusahaan tidak sehat, juga sebanyak 22.

Operasional Variabel
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Nilai variabel 2 jika perusahaan tersebut sehat dan 1 jika perusahaan tersebut tidak sehat. Sedangkan variable bebasnya adalah 10 rasio kriteria versi Biro Riset InfoBank.

Analisis Data
Analisis terhadap rasio-rasio versi Biro Riset InfoBank tersebut dilakukan menggunakan metode multiple discriminant analysis (MDA), yaitu model dari fungsi diskriminan atau disebut dengan linear discriminant function berupa :
Z = d0 + d1 X1 + d2 X2 + d3 X3 + d4 X4 + d5 X5 + d6 X6 + d7 X7 + d8 X8 + d9 X9 + d10 X10 + e

Z = keadaan sehat / tidak sehat perusahaan
X1 = rasio perubahan premi bruto
X2 = rasio perubahan modal sendiri
X3 = rasio kekayaan yang diperkenankan / kewajiban
X4 = rasio aktiva / kewajiban lancar
X5 = rasio investasi / cadangan teknis
X6 = rasio aktiva tetap terhadap modal sendiri
X7 = rasio premi retensi sendiri terhadap modal sendiri
X8 = pendapatan investasi netto terhadap rasio rata-rata kas dan investasi
X9 = rasio beban biaya-biaya terhadap pendapatan premi netto
X10 = rasio laba/rugi sebelum pajak terhadap modal sendiri

Langkah pertama membuat estimasi terhadap model diatas menggunakan MDA. Pada tahap ini akan ditemukan intersep d0 hingga d10, lalu dilanjutkan dengan verifikasi (pengujian untuk memenuhi normalitas, homoskedastik, non korelasi seri dan non multikolinier, sehingga diperoleh BLUE, best linier unbiased estimator).


NILAI = 70

TUGAS METODE RISET 5

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN TERTANGGUNG PT. ASURANSI JASA INDONESIA

Hotniar Siringoringo 1) , Donna Ekawati 2)
1Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2Fakultas Teknik Industri Universitas Gunadarma


Masalah dan Latar Belakang

Konsumen adalah bagian yang terpenting dari suatu industri jasa. Keterlibatan konsumen dalam proses produksi industri jasa sangat tinggi, tidak seperti halnya dalam industri manufaktur. Kepuasan konsumen akan produk yang ditawarkan industri jasa karenanya adalah perhatian yang utama dari setiap manajemen industri jasa. Pelayanan dan wujud fisik merupakan satu kesatuan yang membentuk produksi industri jasa.

Asuransi Jasa Indonesia sudah berdiri cukup lama. Pihak manajemen mulai dari atas sampai manajemen bawah tentunya sudah merumuskan kebijakan dan strategi untuk mempertahankan dan menarik nasabah baru. Keberhasilan aplikasi kebijakan dan strategi yang dibuat harus disertai dengan evaluasi untuk mendapatkan umpan balik dalam perumusan strategi dan kebijakan berikutnya.

Salah satu hal yang harus dievaluasi secara berkala adalah kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Seperti halnya industri jasa lainnya, pelayanan dan wujud fisik merupakan satu kesatuan yang membentuk produk dalam Asuransi Jasa Indonesia.

Menjaga loyalitas konsumen adalah hal yang kompleks, karena keterlibatan konsumen dalam proses produksi sangat tinggi. Konsumen yang puas, akan loyal terhadap produk perusahaan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan nasabah.

Hasil Penelitian

Tertanggung merasa puas dengan apa yang sudah diterima selama menjadi nasabah di perusahaan jasa ini, baik dari segi pelayanan yang diberikan, pembayaran premi yang harus dibayarkan, penggantian klaim yang diberikan sesuai dengan janji yang ditawarkan dan penetapan nilai untuk pembayaran resiko sendiri yang harus ditanggung.

Responden menyatakan setuju atas birokrasi pelayanan dan pengklaiman yang berlaku, premi sudah sebanding dengan resiko yang ditutup, cara pembayaran premi yang dipermudah.

Secara keseluruhan tertanggung sudah merasa puas atas apa yang mereka berikan dan peroleh dari pihak asuransi, namun demikian perbaikan tetap harus dil
akukan khususnya terhadap indikator waktu yang mendapatkan respon negatif.

Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner. Daftar pertanyaan disebarkan kepada para pegawai PT. Krakatau Steel sebagai tertanggung dari PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO). Pertanyaan dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan jumlah sebanyak 40 butir. Variabel penelitian terdiri dari pelayanan, premi, klaim, dan resiko sendiri (deductible) dengan 5 macam pilihan jawaban yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak ada pendapat, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pembentukan pernyataan dilakukan menggunakan prinsip Skala Likert. Pengolahan data diawali dengan cara penyuntingan (editing) dan pengkodean (coding). Editing dilakukan untuk pemeriksaan terhadap kesesuaian jawaban tertanggung dengan pertanyaan yang diajukan, kelengkapan pengisian daftar pertanyaan dan ketepatan jawaban tertanggung.

Penyusunan dan perhitungan data yang diperoleh dari hasil coding, disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan grafik. Tabulasi dilakukan menggunakan cara manual dan bantuan peralatan komputerisasi.


Kelima pilihan jawaban yang disediakan dikodekan menggunakan angka 1 sampai 5.


Tabel Pengkodean Pilihan Jawaban



Teknik analisa data menggunakan stastistik deskriptif. Grafik digunakan untuk memilih jawaban tertentu pada setiap butir pertanyaan. Deskripsi sikap konsumen dianalisa menggunakan Skala Likert.


Tabel Penentuan Sikap Berdasarkan Skala Likert




NILAI = 70



TUGAS METODE RISET 4

PENGARUH PRAKTEK MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KOMITMEN PIMPINAN PADA KUALITAS DI RUMAH SAKIT KOTA BENGKULU

Oleh : Praningrum

Masalah dan Latar belakang

Perusahaan untuk memenangkan persaingan harus siap dengan barang, jasa dan sumber daya yang berkualitas. SDM merupakan aset strategis dalam menciptakan keunggulan bersaing secara berkelanjutan (Queleh dalam M. Wahyudin, 2000:42). Persingan dalam pasar global dapat dimenangkan jika perusahaan selalu menyediakan pelayanan yang superior bagi konsumen, mengembangkan kapabilitas baru dan komitmen pada kualitas, mengembangkan inovasi, kreatifitas, inisiatif dan mengelola SDM secara lebih efektif (Walker, 1992:1).
Propinsi Bengkulu memiliki tiga buah rumah sakit pemerintah, dua rumah sakit umum dan satu rumah sakit jiwa. Ketiganya memiliki kualitas yang relative kurang memadai. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya masyarakat yang berobat ke luar daerah. Rendahnya kualitas di rumah sakit tersebut kemungkinan karena kurangnya komitmen pimpinan pada kualitas dan pemberdayaan pegawai. Dengan demikian praktek MSDM sangat dibutuhkan untuk mengembangkan komitmen pimpinan pada kualitas.

Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek MSDM terhadap komitmen pimpinan pada kualitas di rumah sakit kota Bengkulu.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara perencanaan karir, penilaian prestasi kerja dan dukungan sosial politik terhadap komitmen pimpinan pada kualitas, sedangkan akses informasi teknis tidak berpengruh secara signifikan terhadap komitmen pimpinan pada kualitas. Koefisien determinasi (R2) praktek MSDM terhadap komitmen pimpinan pada kualitas sebesar 0,233 artinya 23,30%. Variasi komitmen pimpinan pada kualitas dijelaskan oleh variabel penelitian dan selebihnya 76,70% dijelaskan dengan variabel lain. Hubungan praktek MSDM dengan komitmen pimpinan pada kualitas 0,4834 yakni hubungannya tidak kuat. Tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ditunjukkan dengan angka DW = 1,654 dan Sig DW = 0,000.
Pimpinan sebaiknya lebih memperhatikan akses informasi teknis untuk meningkatkan komitmen pimpinan pada kualitas. Untuk mencapai hasil kerja yang berkualitas pimpinan sebaiknya menginformasikan berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Pimpinan mensosialisasikan tujuan perusahaan dan menerima masukan dari bawahan dan mungkin ada beberapa keputusan yang dapat diambil secara demokratis. Perencanaan karir sebaiknya dilakukan sesuai dengan prestasi kerja dan tidak semata-mata berdasar aturan. Pimpinan disamping memberi dukungan formal terhadap tugas juga diharapkan menumbuhkan kreatifitas pegawai sehingga pegawai benar-benar dapat dilibatkan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Metode Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel

Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory (penjelasan) : mengembangkan konsep dan menghimpun fakta serta menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesa. Penelitian dilaksanakan Oktober 2001 hingga April 2002. Populasi dari penelitan ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada seluruh rumah sakit non swasta yang ada di Kota Bengkulu. Sampel yang diambil berjumlah 30% dari masing-masing rumah sakit, dengan metode pengambilan sampel secara acak berstratifikasi. Penelitian yang dilakukan mengenai aplikasi praktek MSDM dan pengaruhnya pada komitmen manajemen pada kualitas (Y).

Operasional Variabel

Praktek MSDM yang diteliti adalah Perencanaan Karir (X1), Penilaian Prestasi Kerja (X2), Akses Informasi Teknis (X3), dan Dukungan Sosial Politik (X4).
Masing-masing indikator dalam variabel penelitian X1, X2, X3, X4 dan Y dijabarkan kedalam bentuk daftar pertanyaan. Pertanyaan yang dibentuk untuk setiap variabel ada 5 dengan lima jawaban : sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan saangat tidak setuju untuk setiap pertanyaan. Jawaban sangat setuju skor 5, setuju skor 4, cukup setuju skor 3, tidak setuju skor 2 dan sangat tidak setuju skor 1. Masing-masing variabel dijumlah skornya, kemudian jumlah skor X1, X2, X3 dan X4 diregresikan dengan variable Y menggunakan metode statistik Regresi Linier Berganda:

Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4
Y = Komitmen manajemen pada kualitas
bo= Konstanta
X1= Perencanaan karir
X2= Penilaian prestasi kerja

X3= Akses Informasi Teknis
X4= Dukungan social politik

Koefisien Korelasi Berganda digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara variabel X dan Y dengan rumus : R = √∑ R2


Analisis Data

Data yang digunakan data primer. Penelititan ini melakukan uji validitas dan reabilitas. Kuisioner yang disebar adalah yang valid (layak) dan reliabel (andal). Kuisioner kemudian disebar pada responden. Kelima butir pertanyaan yang dijawab responden dikelompokkan ke dalam kisaran; 23-25: Sangat Setuju, 18-22: Setuju, 13-17: Cukup Setuju, 8-12: Tidak Setuju, 5-7: Sangat Tidak Setuju


NILAI = 80

TUGAS METODE RISET 3

PENGARUH KUALITAS TEKNIK, KUALITAS FUNGSIONAL, DAN AKTIVITAS PEMASARAN TRADISIONAL TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PT.TELKOM KANTOR DAERAH TASIKMALAYA


Oleh:

Kartawan, Toto Sugiharto, Sumarna


Latar Belakang dan Masalah


Mulai bulan Agustus 2002, hak monopoli PT.Telkom akan dicabut. Artinya keberadaan PT.Telkom di pasar tidak sendiri lagi sebab pencabutan hak monopoli berarti memberikan peluang kepada perusahaan lain untuk memasuki pasar. Disamping itu dengan dimulainya pasar bebas AFTA tahun 2003 jumlah pesaing bertambah. Menyadari hal tersebut PT.Telkom terus menerus berusaha membenahi diri agar tetap memenangkan persaingan dengan memberikan layanan terbaik dan mendapatkan citra baik perusahaan dimata konsumen, sebab menurut Suhartanto (1998) citra yang kurang baik akan menyebabkan konsumen tidak loyal dan pindah ke kompetitior.


Bebagai kegiatan telah dilakukan PT.Telkom seperti melakukan Penelitian Kepuasan Konsumen dan Penelitian Loyalitas Konsumen. Disamping itu dalam rangka membangun citra perusahaan, telah dilakukan berbagai kegiatan sosial seperti mambantu membangun berbagai fasilitas ibadat dan fasilitas umum, memberikan beasiswa, memberikan kredit usaha kecil dan sebagainya, Saat ini belum diketahui bagaimana citra PT.Telkom di mata konsumen dengan berbagai upaya-upaya yang telah dilakukan.

Masalah Penelitiannya adalah:

· Citra PT.Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Kandatel Tasikmalaya di hadapan para pelanggannya belum sepenuhnya diketahui.

· Pengaruh kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra PT.Telkom Kantor Derah Telekomunikasi Tasikmalaya belum secara jelas diketahui.


Tujuan Penelitian


Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis persepsi konsumen tentang citra PT.Telkom Kandatel Tasikmalaya serta untuk mengukur pengaruh dari kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra PT.Telkom Kandatel Tasikmalaya.


Hasil Penelitian


Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (1) PT.Telkom Kantor Daerah Tasikmalaya memiliki citra dalam kategori baik dihadapan pelanggannya, (2) Dimensi pada kualitas teknik, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional berkolerasi positif dengan citra perusahaan, (3) Secara serempak kualitas teknik, fungsional dan pemasaran trdisional berpengaruh nyata terhadap citra perusahaan.


Metode Penelitian


Teknik Pengambilan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Telkom yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya, sebanyak 22.475 pelanggan. Kerangka pengambilan contoh diambil dari buku petunjuk telepon 2001/2002. Ukuran contoh ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut (Zikmund, 1996):

n = N Dimana: n = Ukuran sampel yang diperlukan

1 + Ne2 N = Ukuran populasi

e2 = Tingkat kesalahan 10%

Menggunakan rumus diatas maka sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 100%.


Operasional Variabel


Variabel yang dikaji adalah kualitas teknik, kualitas fungsional, pemasaran tradisional dan citra perusahaan. Kualitas teknik berkaitan dengan fasilitas dan penampilan fisik dalam melayani konsumen. Variabel ini diukur dengan dimensi: penampilan fisik pegawai, penampilan fisik PT.Telkom Tasikmalaya, peralatan perusahaan, fasilitas fisik pelayanan, kenyamanan dan kebersihan, dan ketersediaan jaringan baru.


Kualitas fungsional adalah proses pelayanan berupa interaksi antara PT.Telkom dan pelanggan. Variabel ini diukur dengan dimensi: keramahan petugas, kesabaran dan kesopanan petugas, profesionalisme petugas, kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan dan kemudahan petugas untuk dihubungi bila konsumen mengalami masalah.


Pemasaran tradisional merupakan kegiatan promosi dan penetapan tarif. Variabel ini diukur dengan: iklan PT.Telkom, informasi dari mulut ke mulut, kegiatan sosial dan kewajaran tarif abudemen (pasang baru dan pulsa).


Analisis Data


Penelitian ini menggunakan kuisioner yang telah diuji, yakni uji validitas dan uji reabilitas. Kemudian untuk mengetahui sejauhmana pengaruh kualitas teknik, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran, data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan analisis regeresi dan korelasi.


Regresi: y = a + bx


Korelasi: y =





Analisis Koefisien Korelasi: KD = r2 x 100%



NILAI = 80

TUGAS METODE RISET 2

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU KONSUMEN PENGGUNA TEKNOLOGI GSM DAN CDMA

Sherly Indah Susanty1 , Budi Hermana2
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma


Latar Belakang dan Masalah

Teknologi telepon genggam sudah menjadi kebutuhan bagi setiap insan di Indonesia. Hampir semua orang memiliki telepon genggam, mulai dari pembantu rumah tangga, buruh, sampai para pengusaha. Jumlah penduduk yang sangat besar , tentu saja membuat pasar Indonesia menjadi pasar potensial bagi penyedia jasa operator jaringan telepon genggam. Teknologi GSM dan CDMA menjadi pilihan bagi pasar di Indonesia.

Kedua operator ini bersaing dalam memperebutkan pasar dengan menciptakan karakteristik baru yang dibutuhkan konsumen. Teknologi GSM yang telah lebih dulu masuk menguasai pangsa pasar yang cukup besar. Teknologi CDMA yang masuk belakangan mencoba merebut pangsa pasar dengan penawaran biaya pulsa yang lebih murah.

Permasalahan bagi konsumen jika bermigrasi ke CDMA adalah keharusan mengganti perangkat keras telepon genggam. Dilihat dari sisi teknologi, CDMA dipersepsikan oleh konsumen memberikan mutu koneksi yang kurang bagus dibandingkan dengan GSM.

Masing-masing operator memiliki kelemahan dan keunggulan. Permasalahnnya adalah apakah ada perbedaan karakteristik konsumen kedua operator tersebut, dan faktor apa yang mempengaruhi konsumen dalam memilih operator.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik individu pengguna operator GSM dan CDMA, dan menganalisis faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan operator.

Hasil Penellitian

Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan penggunaan telepon genggam, frekuensi penggunaan per hari, frekuensi penerimaan telepon per hari dan jumlah pengeluaran per bulan di antara konsumen yang berbeda karakteristiknya. Dapat disimpulkan, terdapat hubungan yang erat antara jumlah telepon genggam yang dimiliki, frekuensi penggunaan telepon keluar per hari dan frekuensi penerimaan telepon per hari dengan jenis operator yang digunakan. Jumlah telepon genggam yang dimiliki berhubungan kuat dengan jenis operator yang digunakan, signifikan pada taraf nyata 1 %. Frekuensi penggunaan telepon keluar dan penerimaan telepon signifikan berkolerasi dengan jenis operator yang digunakan pada taraf nyata 5 %. Jenis kelamin dan status pernikahan tidak signifikan berkolerasi dengan jenis operator yang digunakan. Korelasi antara jumlah telepon genggam yang dimiliki dengan jenis operator yang digunakan adalah kuat, 0.556. Keeratan hubungan frekuensi penggunaan telepon genggam per hari dengan jenis operator yang digunakan adalah lemah, hanya 0,144. Keeratan hubungan frekuensi penerimaan telepon genggam per hari dengan jenis operator yang digunakan juga lemah, hanya 0.163.

Metodologi Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel

Objek penelitian adalah konsumen ITC Fatmawati yang meggunakan kartu selular CDMA dan GSM dengan cara mengumpulkan data primer dari hasil survey yang dilakukan terhadap 190 orang konsumen yang datang ke ITC Fatmawati. Data hasil survey tersebut akan diolah dengan program SPSS 12.0.

Operasional Variabel

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dirancang dengan Skala Likert dimana skala pengukurannya 1 (sangat setuju) sampai 5 (sangat tidak setuju) dengan delapan variabel yang digunakan yaitu telepon, SMS/MMS, akses internet/WAP, kamera, transfer data, pemutar mp3/media, video streaming dan permainan.

Analisis Data

Analisis korelasi dilakukan menggunakan matriks korelasi, uji T sampel bebas, khi-kuadrat dan Anova.

Uji khi-kuadrat digunakan untuk pengaruh karakteristik individu terhadap kepemilikan kartu GSM atau CDMA dan pada fitur-fitur layanan yang ada pada telepon genggam.

Uji T sampel bebas digunakan untuk mengetahui perbedaan antara intensitas dan biaya penggunaan telepon genggam berdasarkan karakteristik individu.

Analisis data dilakukan menggunakan analisis korelasi untuk melihat hubungan antara karakteristik individu, intensitas dan biaya penggunan telepon genggam dengan menggunakan model korelasi Product Moment Person Correlations
.
Analisis Anova atau uji F digunakan untuk menguji rata-rata dari karakteristik individu dan intensitas penggunaan dan biaya penggunaan telepon genggam terhadap kepemilikan pengguna kartu GSM dan CDMA.


NILAI = 80

TUGAS METODE RISET 1

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA


Irham Lihan1), Yogi2)

1Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

2Fakultas Ekonomi Universitas Winaya Mukti


Masalah dan Latar Belakang


Upaya peningkatan volume ekspor kembali digalakkan pemerintah Indonesia akhir-akhir ini melalui strategi promosi ekspor, setelah keadaan “debt – service ratio” mencapai angka diatas 30%. Sehubungan dengan kondisi tersebut diatas Bank Dunia menganjurkan tiga perangkat kebijaksanaan antara lain: (a) kebijaksanaan mengurangi hutang luar negeri, (b) kebijaksanaan memperbesar arus investasi asing, (c) kebijaksanaan mengurangi pengeluaran pemerintah dan menaikkan tariff “public utilities”. Pilihan kebijaksanaan mengurangi hutang luar negeri, dengan kebijaksanaan mempernesar investasi asing akan tampak bagai “buah simalakama” jika tanpa didahului dengan analisis data empiris bagaimana dampak ekspornya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijaksanaan mengurangi hutang luar negeri akan berdampak memperburuk defisit transaksi berjalan. Di lain pihak memperbesar investasi asing belum tentu dapat membantu mengatasi defisit tersebut (mengingat banyaknya bank-bank asing yang telah beroperasi di Indonesia) namun hasil ekspor investasi ini juga belum tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik mengingat besarnya nilai repatriasi keuntungan investasi yang akan dilarikan ke luar negeri. Tegasnya, dengan banyaknya bank-bank asing yang beroperasi di dalam negeri, meningkatnya investasi asing tidak serta merta (sebagaimana hutang luar negeri) akan memasukkan devisa, demikian pula karena besarnya nilai repatriasi ke luar negeri, besarnya ekspor akibat investasi ini belum tentu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Sejalan dengan uraian diatas, tampak analisis perkembangan ekspor Indonesia dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi sangat penting.


Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan pokok penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekspor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, setelah dikontrol dengan variabel besarnya hutang, baik hutang dalam negeri maupun hutang luar negeri.

Hasil Penelitian

Hasil perhitungan koefisien regresi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan PDB Indonesia dan hasil pengujiannya diperlihatkan pada tabel berikut.


Pengujian Koefisien Regresi Berganda Pengaruh Pertumbuhan Ekspor Terhadap PDB Indonesia, tahun 1984 – 2001.



**, sangat berpengaruh nyata, pengujian pada α : 0,01

*, berpengaruh nyata, pengujian pada α : 0,05

0, tidak berpengaruh nyata, pngujian pada α : 0,05


Dari tabel tersebut tampak bahwa kecuali variabel selisih nilai ekspor dan impor tahun lalu, semua variabel yang diregresikan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan PDB Indonesia ahun 1984 – 2001. Hasil menunjukkan bahwa setelah dikontrol variabel jumlah hutang, baik nilai volume ekspor tahun berjalan, maupun nilai volume ekspor tahun sebelumnya, hutang luar negeri tidak berpengaruh pertumbuhan PDB di Indonesia tahun 1984 – 2001.


Peranan sektor ekspor di Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan PDRB di Indonesia. Hal itu sejalan dengan pendapat Jung dan Marshall (1985) yang menegemukakan sebagian besar negara-negara berkembang tidak menunjukkan dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi.


Faktor yang berpengaruh nyata dalam penelitian ini adalah ekspor dikurangi dengan impor tahun sebelumnya. Temuan ini sesuai dengan pendapat Sritua Arief (1993) yang menyatakan jika ekspor ini masih tergantung pada input impor maka pengaruhnya terhadap PDRB tidaklah nyata.


Metode Penelitian

Data sekunder disusun dalam dalam data urut waktu (time series) dari tahun 1983 sampai dengan tahun 2001. Data dianalisis dengan menggunakan regresi berganda dengan pendekatan Ordinary List Square (OLS). Formulasi model adalah sebagai berikut:


PDBi = a0 + a1X1i + a2X1i-1 + a3X2i + a4X3i + a5X4i + a6Dummy + … + Et

Dengan :

PDBi adalah Pruduk Domestik Bruto nasional tahun 1984 sampai dengan tahun 2001, diukur dalam milyar rupiah

X1i adalah nilai ekspor Indonesia, tahun 1984 sampai dengan tahun 2001, diukur dalam milyar rupiah

X1i-1 adalah nilai ekspor Indonesia, tahun 1983 sampai dengan tahun 2000, diukur dalam milyar rupiah

X2i adalah selisih nilai ekspor dan impor Indonesia, tahun 1983 sampai dengan tahun 2000, diukur dalam satuan milyar rupiah

X3i adalah nilai hutang luar negeri Indonesia, tahun 1983 sampai dengan tahun 2000, diukur dalam milyar rupiah

Dummy adalah variabel boneka (dummy variable) untuk tahun-tahun diadakannya kebijakan devaluasi nilai rupiah, dengan pengukuran sebagai berikut :

Dummy = 1, jika pada tahun tersebut diberlakukan kebijakan devaluasi nilai rupiah terhadap US$.

ai adalah intercept dan koefisien regresi fungsi PDB Indonesia tahun 1984 – 2001

Et adalah galat baku (error term)


NILAI = 80

Rabu, 30 Desember 2009

SEGMENTASI PASAR

Nissan NP300 Frontier Sasar Pasar Komersial


Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen. Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar.


JAKARTA - Ada segmentasi pasar yang berbeda untuk dua kabin ganda Nissan. Bila Frontier Navara lebih menyasar kendaraan private use, maka NP300 Frontier dipersiapkan Nissan untuk kebutuhan komersial.


Demikian ditegaskan Deputy Director Sales & Marketing NMI Teddy Irawan, dalam siaran persnya yang diterima Okezone, Jumat (13/11/2009).


"Jika double cab sebelumnya, Frontier Navara merupakan kendaraan yang lebih sesuai untuk private use, maka NP300 Frontier merupakan kendaraan yang dipersiapkan untuk kebutuhan komersial tetapi tetap memiliki fitur keselamatan lengkap seperti ABS, Dual SRS Airbag dan side intrusion beam dengan harga yang kompetitif," kata Teddy.


Antara Navara dan NP300 juga menggunakan bodi dan sasis yang sama. Termasuk mesin 2.488 cc NP300 yang telah menggunakan YD25DDTi sama dengan Navara. Karena itulah, kata dia, kemampuan NP300 tak berbeda dibanding "saudaranya".


Meski menyasar kendaraan komersial untuk pertambangan, NP300 dibakelai interior yang modern dengan penggunaan AC, serta head unit double din yang mamapu memutar CD.


"Dengan harga yang kompetitif plus fitur-fitur canggih yang tersedia, NP300 Frontier merupakan mobil armada yang sangat value for money. Mobil ini sangat sesuai untuk perusahaan yang mementingkan keselamatan bekerja sekaligus kenyamanan," tambah Teddy.


Saya pribadi (niknok) hanya sedikit menambahkan, Perusahaan Nissan sudah cukup baik dalam proses segmentasi pasar, mereka pandai membidik sasaran dengan meluncurkan 2 unit produk sejenis dengan sasaran berbeda, yaitu untuk private use dan komersial pertambangan. Melihat saat ini makin banyaknya mobil dengan dua kabin yang berlalulalang di jalan raya, dengan demikian perusahaan berpeluang mendapatkan gain yang cukup besar.


Sumber :


Prasetyo Adhi – Okezone

http://autos.okezone.com/read/2009/11/13/52/275421/52/nissan-np300-frontier-sasar-pasar-komersial


SMA Kristen Cilacap

http://www.smakristencilacap.com/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/menetapkan-sasaran-pemasaran-melalui-segmentasi-pasar/